Senin, 30 April 2012

Sungai Banjarmasin Makin Jelek pH Turun Drastis Akibat Aktivitas Pertambangan

BANJARMASIN – Kualitas air sungai dari tahun ke tahun terus menurun. Berdasar hasil pengujian terakhir pada bulan Maret 2012 di 10 titik, sembilan diantaranya menunjukkan penurunan pH hingga di bawah angka lima atau semakin asam.
    Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLD) Kota Banjarmasin Hamdi mengungkapkan, fenomena tersebut baru terjadi pada tahun ini . Di tahun-tahun sebelumnya, pH air sungai yang diuji masih memenuhi syarat.
    “Yang paling jelek kondisinya sungai di bawah Jembatan Kayutangi dekat RS Ansyari Saleh, pH-nya 3,6. Padahal air normal yang layak untuk kehidupan pH-nya 6-9,” tuturnya.
    Dari analisisnya, penurunan pH ini kemungkinan dipicu dua faktor utama, yakni pengaruh air asam tambang yang mengalir ke sungai dan semakin banyaknya kawasan gambut yang dieksploitasi menjadi perkebunan.
    Kondisi ini, katanya, membutuhkan langkah penanganan yang nyata. Pihaknya pun mengusulkan ke BLH provinsi agar ada pertemuan rutin seluruh BLHD kota dan kabupaten pertiga bulan. “Banjarmasin punya kepentingan besar di sini, karena hulu sungai yang mengalir di daerah kita ada di daerah lain,” imbuhnya.
    Selain pH, pengujian kualitas air sungai yang dilakukan juga meliputi sejumlah parameter lain, yakni BOD, COD, DO, NO3, Fe (besi), Mangan, Seng, Hg (raksa), dan Chrome. Di banding tahun 2010, terjadi penurunan parameter yang mencapai 15 karena terbatasnya anggaran.
    Dibeberkan Hamdi, hampir di semua titik pengujian untuk parameter BOD, COD, dan Fe tidak memenuhi persyaratan. Hal ini dikarenakan banyak limbah yang dibuang ke sungai.
     Dari penelitian BLHD Kota Banjarmasin dan Unlam, sumber pencemaran sungai 51 persen berasal dari rumah tangga dan sisanya dari pertanian dalam arti luas, seperti perikanan dan peternakan. Sedangkan Hg dan Chrome tidak terdeteksi karena kandungan yang sangat kecil.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar