Nama “Banjarmasin” diambil dari nama “Patih Masih” atau ” Oloh Masih “,
Salah seorang pejabat Melayu di Kerajaan Banjar. Raja pertama dari
Kerajaan Banjar adalah Pangeran Samudera yang merupakan cucu dari
Pangeran Mangkubumi dari Kerajaan Daha (sekarang adalah salah kecamtan
dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang dikenal dengan daerah “Negara”
). Ketika Pangeran Samudera masih kecil dia telah meninggalkan Kerajaan
Daha karena adik Pangeran Mangkubumi, bernama Pangeran Tumenggung
mengambil alih kekuasaan.Tahun 1595, Kerajaan Banjar diserang oleh
Pangeran Tumenggung ialam sebuah Perang Besar antara Prajurit Daha dan
Banjar, Prajurit Banjar saat itu didukung oleh Prajurit Kerajaan Demak
yang beragama Islam. Pangeran Samudera menang dalam perang tersebut, dan
akhirnya memeluk igama Islam dan mengganti namanya menjadi Pangeran
Suriansyah atau juga seringkali dikenal dengan sebutan “Panembahan Batu
Habang”.Serah terima kekuasaan antara Pangeran Tumenggung dengan
Pangeran Suriansyah dilakukan pada tanggal 24 Agustus, yang setiap tahun
diperingati sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun Kota
Banjarmasin.Kekuasaan Pangeran Suriansyah meliputi bagian Selatan
Kalimantan.Peninggalan Kerajaan Banjar yang ada dan terawat dengan baik
hingga saat ini adalah Masjid Pangeran Suriansyah, serta makam Pangeran
Suriansyah dan beberapa kerabat kerajaan lainnya yang terletak dalam
satu komplek pemakaman.
Nama “Banjarmasin” diambil dari nama “Patih Masih” atau ”Oloh Masih“, Salah seorang pejabat Melayu di Kerajaan Banjar. Raja Pertama dari Kerajaan Banjar adalah Pangeran Samudera
yang merupakan cucu dari Pangeran Mangkubumi dari Kerajaan Daha
(sekarang adalah salah kecamatan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
dikenal dengan daerah “Negara” ). Ketika Pangeran Samudera masih kecil
dia telah meninggalkan Kerajaan Daha karena adik Pangeran Mangkubumi,
bernama Pangeran Tumenggung mengambil alih kekuasaan.
Tahun 1595, Kerajaan Banjar diserang
oleh Pangeran Tumenggung dalam sebuah Perang Besar antara Prajurit Daha
dan Banjar, Prajurit Banjar saat itu didukung oleh Prajurit Kerajaan
Demak yang beragama Islam. Pangeran Samudera menang dalam perang
tersebut, dan akhirnya memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi
Pangeran Suriansyah atau juga seringkali dikenal dengan sebutan “Panembahan Batu Habang”.
Serah terima kekuasaan antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran Suriansyah dilakukan pada tanggal 24 Agustus, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun Kota Banjarmasin.Kekuasaan Pangeran Suriansyah meliputi bagian Selatan Kalimantan.
Peninggalan
Kerajaan Banjar yang ada dan terawat dengan baik hingga saat ini adalah
Masjid Pangeran Suriansyah, serta makam Pangeran Suriansyah dan
beberapa kerabat kerajaan lainnya yang terletak dalam satu komplek
pemakaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar