Ujian Nasional (UN) di ambang pintu. Di saat seperti
ini semangat mempersiapkan diri sangat menggebu, dipenuhi kegelisahan
dan waswas.
Ada banyak berita yang terkadang menyesatkan. Mulai isu beredarnya kunci jawaban hingga taktik pembentukan tim sukses.
Mungkinkah
kunci jawaban beredar sebelum hari pelaksanaan? Lagi pula yang namanya
kunci jawaban UN haruslah lengkap dan disertai identitas pasti. Kunci
jawaban harus pas dengan soalnya. Sebagaimana anak kunci dengan
gemboknya. Sedikit saja berbeda maka tidak akan terbuka gemboknya dan
tidaklah bisa dikatakan sebagai anak kunci yang cocok.
Mungkinkah
soalnya yang bocor? Sehingga ada pihak tertentu yang mengerjakan dan
menyebarkannya? Hanya Allah yang tahu. Kebocoran soal, andaipun terjadi
sangat kecil kemungkinannya.
Proses pembuatan
master soal UN, penggandaan, pengepakan, dan pendistribusian, serta
penyimpanan soal sangat ketat. Soal baru bisa diambil panitia sekolah
pagi pada hari pelaksanaan ujian sesuai jadwal. Biasanya paling cepat
dimulai sekitar jam 06.30 waktu setempat.
Petugas
pengambil soal pun harus membawa surat tugas dan menandatangani berita
acara penyerahan soal yang disaksikan petugas. Semua proses dilaksanakan
sesuai prosedur baku. Terlebih untuk pencetakan soal UN sekolah
menengah 2012 dilaksanakan terpusat pada empat tempat. Kabarnya
pencetakan soal untuk wilayah Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh
percetakan besar di Semarang.
Pengirimannya
secara khusus untuk satuan pendidikan masing-masing ke tempat
penyimpanan sementara yang dirasa aman dan dikawal ketat.
Banyak
yang keberatan jika keberhasilan siswa selama tiga tahun hanya
ditentukan empat hari melalui UN. Namun pelaksanaan UN bagi pemerintah
merupakan implementasi PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
UN merupakan penilaian puncak oleh
pemerintah dengan tujuan pemetaan mutu program satuan pendidikan,
penentuan kelulusan, yang selanjutnya digunakan untuk pembinaan dan
pemberian bantuan, sebagaimana disebutkan pasal 68.
Tarik
ulur permasalahan UN yang dulu dirasakan memberatkan, tidak adil,
bahkan dianggap bertentangan dengan otonomi pendidikan. Namun dengan
sistem penilaian berimbang, dalam artian memperhatikan nilai yang
diberikan pendidik dan sekolah, dirasakan sudah berkeadilan dengan
memberikan kontribusi 40 persen penilaian oleh sekolah, 60 persen
melalui UN. Walaupun syarat kelulusan nilai UN tetap rata-rata minimal
5,5 untuk mata pelajaran yang diujinasionalkan.
Selanjutnya
untuk mata ujian yang diujinasionalkan atau nilai akhir UN adalah 40
persen nilai sekolah ditambah 60 persen nilai UN yang nanti dilaksanakan
16-19 April bagi SLTA dan 23-26 April bagi SLTP.
Walau demikian, siswa jangan berpuas diri dulu, perjuangan tetap saja harus diutamakan.
Sebab
sekiranya nilai sekolah baru 7,50 itu berarti hanya memperoleh 7,5 x
0,4=3,00. Dengan demikian nilai UN nanti harus minimal 4,20. Artinya
4,2 x 0,6 = 2,52 sehingga NA = 3,00 + 2,52 atau 5,52. Untuk memperoleh
nilai 4,2 tentunya siswa harus benar menjawab 17 soal untuk matematika
dan 21 soal benar untuk bahasa Inggris. Bagaimana caranya? Bisakah
tercapai?
Akhir-akhir ini isu beredar, ada yang
mengatakan oknum penjual kunci jawaban. Ada yang membangun strategi
tim sukses. Mungkinkah itu terjadi? Soal saja dikawal demikian
ketatnya. Pengawasan lokal berlapis juga dilaksanakan. Ada pangawas
independen, ada pengawas ruangan, ada koordinator pengawas, ada pihak
kepolisian. Siapa berani? Bisakah dipercaya? Mungkinkah itu hanya
memasang lukah di karing bagi penjual kunci?
Tempat
duduk siswa diatur sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan melihat
atau memberikan jawaban pada teman. Paket soal ada lima yang satu sama
lain saling berjauhan. Peta penyebaran soal dalam ruanganpun sudah
disediakan dalam amplop soal yang hanya bisa dibuka saat pelaksanaan
ujian. Ada juga isu bahwa siswa akan menerima paket soal yang berbeda
selama pelaksanaan ujian. Oleh sebab itu diperlukan kiat sukses
mengerjakan UN nanti.
Jika waktunya tiba, lakukanlah kiat dalam mengerjakan soal UN nanti melalui langkah-langkah berikut.
Pertama
bacalah soal dengan seksama, pahami maksudnya, perhatikan kata demi
kata termasuk tanda bacanya. Kedua, kerjakan soal yang dianggap mudah,
jika merasa tidak tahu atau ragu akan jawabannya, lewati saja, cari
pertanyaan yang yakin bisa dikerjakan, atau dianggap mudah.
Ketiga
berusahalah tenang dan berkonsentrasi, jangan memikirkan orang lain.
Buang jauh-jauh keinginan untuk meniru atau perbuatan curang lainnya.
Keempat,
malam menjelang ujian hendaknya istirahat cukup tidak perlu belajar
sampai larut malam, jangan juga melakukan kegiatan yang memporsir
tenaga. Santai saja.
Kelima makan makanan yang
bergizi, jangan terlalu banyak, secukupnya saja. Gunakan waktu sebaik
mungkin sebab setiap soal rata-rata dikerjakan dalam waktu dua sampai
tiga menit.
Hitunglah masing-masing option
jawaban. Sebab soal yang baik mengikuti kaidah baku antara lain kunci
jawaban masing-masing obtion seimbang atau mengikuti rumus jumlah soal
dibagi obtion jawaban +/- 1.
Artinya bila soal
berjumlah 40 dengan pilihan jawaban A sampai E, maka jawaban A, B, C,
D, dan E masing-masing paling banyak sembilan dan paling sedikit tujuh.
Sehingga jika ingin berpikulasi hitung dulu masing-masing jawaban.
Jangan di awal-awal sudah hitung kancing baju. Jadi pilih jawaban yang
paling sedikit.
Maksudnya jika sudah menjawab
30 soal dari 40 soal yang ada. Berarti tersisa 10 soal yang tidak bisa
dijawab, jika jawaban A yang dipilih baru lima, maka silahkan pilih
jawaban A untuk tiga soal lagi dari soal yang belum dijawab.
Tapi
jika jawaban A sudah delapan atau sembilan, jangan memilih lagi
jawaban A. Yang penting jangan lupa berdoa, minta izin dan mohon doa
sama orangtua saat mau berangkat ujian.
Isilah data dengan benar dan arsir bundaran pilihan denga penuh dan rapi serta menggunakan pensel 2b asli.
Kepala MAN 1 Banjarbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar